Wednesday, June 4, 2014

POCT (Point of Care Testing)

“Emergency Departements” (ED) atau disebut juga Instalasi Gawat Darurat (IGD) memiliki arus pasien yang tinggi dengan berbagai macam kondisi dan mengharuskan pelayanan cepat untuk pindah ruangan, yang sangat penting untuk mencegah penumpukan pasien. Untuk mengurangi waktu tinggal, di setiap langkah dari saat pasien masuk sampai ke luar IGD harus benar-benar optimal, termasuk mengurangi waktu tunggu hasil laboratorium.
Definisi POCT adalah pemeriksaan laboratorium yang dilakukan di dekat pasien di luar laboratorium sentral, baik pasien rawat jalan maupun pasien rawat inap. Menurut kriteria dari CLIA (Clinical Laboratory Improvement Amendement), POCT pada umumnya dibagi menjadi 2 kategori berdasarkan kompleksitasnya yaitu “waive” dan “non-waive”. Yang dimaksud dengan waive test adalah pemeriksaan non kritis yang disetujui oleh FDA untuk penggunaan di rumah, menggunakan metode yang sederhana dan cukup akurat serta tidak beresiko untuk membahayakan pasien bila hasil pemeriksaan tidak tepat. Sedangkan non-waive test adalah pemeriksaan yang cukup kompleks di mana pemeriksaan yang dilakukan membutuhkan pengetahuan minimal teknologi dan pelatihan untuk menghasilkan pemeriksaan yang akurat, langkah-langkah pengoperasian secara otomatis dapat dengan mudah dikontrol dan membutuhkan interpretasi minimal. Nama lain POCT adalah “near patient testing”, “patient self testing”, “rapid testing”, atau “bedsite testing”.
Pemeriksaan yang seringkali menggunakan metode POCT adalah pemeriksaan  kadar gula darah, HbA1c, gas darah, kadar elektrolit, marker jantung, marker sepsis, urine dipstik, koagulasi (PT / INR),  Hemoglobin darah, tes kehamilan dan ovulasi. Keuntungan penggunaan POCT yang utama adalah kecepatan. Meskipun POCT di rumah sudah banyak digunakan, 70 % POCT terletak di rumah sakit, ruang praktek dokter, dan lokasi lain-lain, dan segmen ini diperkirakan akan bertumbuh sekitar 15,5 % per tahun, terutama untuk penggunaan di rumah.
Klinisi dari IGD seringkali menghendaki efisiensi dalam menghadapi kebutuhan perkembangan pelayanan kesehatan kegawatdaruratan. Rencana pemberian terapi seringkali tergantung pada hasil laboratorium. POCT dianggap sebagai teknologi yang dapat melayani kebutuhan tersebut dengan akurat dan penurunan TAT (turn arround time) sebesar 50 %. “Modernising Pathology Services” merupakan istilah di mana pihak laboratorium menerima POCT untuk pelayanan kesehatan yang lebih baik. Dengan layanan jaringan yang baik, di mana POCT dapat terhubung dengan Instalasi Laboratorium Sentral, serta pengawasan kontrol dan kalibrasi yang baik, maka POCT mendapat peranan dalam pasar teknologi diagnostik, bahkan dapat digunakan oleh pasien di rumah maupun komunitas di luar laboratorium.
Korban bencana berisiko untuk mengalami acute myocardial infarctions (AMI), acute kidney injury (AKI), dan sepsis. Pemeriksaan biomarker jantung, fungsi ginjal, dan deteksi bakteri patogen secara cepat seringkali tidak didapatkan selama penanganan bencana. Reagen biomarker jantung membutuhkan penyimpanan dalam suhu lemari es; pemeriksaan fungsi ginjal tradisional (kreatinin) memiliki sensitifitas yang buruk untuk prediksi AKI pada pasien-pasien kritis, dan deteksi bakteri patogen dengan kultur terlalu lambat untuk menolong pemberian terapi antimikroba secara dini. Tiga kondisi tersebut memerlukan pemeriksaan POCT interkoneksi antara IGD, penanganan bencana, dan UPI.
POCT di rumah sakit memiliki beberapa keuntungan,antara lain hasil yang diperoleh lebih cepat, sehingga mempercepat perawatan dan meningkatkan kepuasan pasien, lebih murah, kepuasan dokter sering lebih tinggi karena tidak harus menunggu hasil pemeriksaan laboratorium. Tetapi karena POCT kurang presisi daripada pemeriksaan yang dilakukan menggunakan alat standar di laboratorium, hasilnya kadang-kadang harus tetap diverifikasi, sehingga menambah biaya.
POCT yang digunakan harus memenuhi TQA (Total Quality Assurance). Dokter Patologi Klinik harus supervisi terhadap semua alat POCT yang ada di lingkungan rumah sakit tempatnya bekerja. Adanya komite POCT di rumah sakit sangat penting untuk mengelola POCT di rumah sakit. Komite ini hendaknya berkompetensi di bidang laboratorium, selalu berkoordinasi dengan laboratorium sentral, serta dipimpin oleh dokter spesialis patologi klinik.
Pemeriksaan di laboratoriumPoint-of-care tests (POCT)
• Merupakan standar baku emas dan lebih akurat.• Kurang akurat.
• Diawasi penuh oleh penanggung jawab laboratorium (dokter patologi klinik).• Diawasi oleh dokter di ruangan / klinik.
• Dikerjakan oleh analis.• Pada umumnya dikerjakan oleh perawat.
• Menggunakan alat yang mahal dan canggih.• Menggunakan alat sederhana dan lebih murah.
• Fokus pada akurasi, mutu, dan waktu hasil.• Fokus pada alur kerja, pengurangan kesalahan dan kecepatan hasil.
 Penyebab ketidakakuratan hasil pemeriksaan menggunakan alat POCT antara lain operator yang tidak kompeten dan berpengalaman, petugas tidak mematuhi prosedur penggunaan alat, menggunakan reagen yang tidak mempunyai bahan kontrol, kurangnya supervisi, tidak melakukan pemantapan mutu.
Untuk menjamin mutu hasil pemeriksaan POCT maka harus dibentuk Komite POCT rumah sakit yang memiliki tugas  melakukan koordinasi pelatihan personil baru, memilih metode pemeriksaan, memonitor kontrol mutu dan program profisiensi, serta menentukan tempat meletakkan alat POCT tersebut. Kepala perawat dalam hal ini memiliki tugas mengatur jadwal petugas baru untuk mendapatkan pelatihan dan sertifikasi personil, serta mengatur jadwal evaluasi rutin kompetensi petugas POCT. Bagian pendidikan dan pelatihan rumah sakit memiliki tugas memberikan pelatihan petugas baru dan memberikan sertifikasi personil. Sedangkan staf laboratorium memiliki tugas memberikan pelatihan kepada petugas baru, menilai data kontrol mutu, dan mem-verifikasi fungsi peralatan dan perawatan alat tersebut.
Jaminan mutu meliputi pra analitik yaitu mulai identifikasi pasien dengan benar, persiapan pasien dan alat, analitik,  sampai paska analitik yaitu keluarnya hasil pemeriksaan. Dalam jaminan mutu didapatkan 2 komponen, yaitu kontrol mutu internal dan penilaian mutu eksternal. Kontrol mutu internal adalah menganalisis bahan kontrol oleh pengguna alat POCT sebelum melakukan pemeriksaan pada pasien untuk menjamin bahwa alat tersebut dapat menghasilkan hasil pemeriksaan yang akurat. Sedangkan penilaian mutu eksternal adalah analisa sampel yang tidak diketahui nilainya dan berasal dari sumber eksternal. Sampel penilaian mutu eksternal didistribusikan oleh Departemen Patologi Klinik kepada semua alat POCT.

sumber: http://flebotomi-malang.com/?m=20130102

No comments:

Post a Comment